HeadlineNTB (Lombok Timur ) Mendorong perkembangan tenun lokal di Lombok Timur, Haji Edwin mengumpulkan para pegiat tenun Lombok Timur. Kegiatan ini dilaksanakan di Bale Seagana Desa Pringgasela Selatan Kabupaten Lombok Timur (19/02) dan dihadiri oleh 75 orang Pegiat UMKM yang 70%nya adalah pegiat tenun dari wilayah Kecamatan Pringgasela dan Aikmel.
Dalam kegiatan ini, Haji Edwin menghadirkan Hilman Afriandi yang merupakan pemerhati tenun NTB yang sekaligus bergerak dalam bidang pemberdayaan sebagai pemateri sekaligus motivator bagi para pegiat tenun.
Hadir juga para pegiat tenun Lombok Timur yang sudah cukup tersohor hingga internasional, seperti Sareh Erwin (Owner Galery Tenun Rinjani Pringgasela) yang selama ini telah memperkenalkan dan memasarkan tenun Pringgasela hingga market Internasional.
Haji Edwin menerangkan bahwa tujuannya mengumpulkan para pegiat tenun dan batik ini adalah untuk menyerap aspirasi mereka agar kedepannya usaha tenun dan batik di Lombok Timur dapat dikembangkan dengan masif melalui program pemberdayaan.
"Kita berharap dengan pertemuan ini ke depannya kita dapat belajar bersama untuk menghidupkan konsep-konsep leluhur dalam proses pembuatan tenun", harap politikus yang akhir-akhir ini didengung-dengungkan akan maju di Pilkada Lotim 2024 itu.
Pada kesempatan menyampaikan materi, Hilman memaparkan bahwa saat ini 99% benang yang dibuat menjadi bahan tenun di Indonesia adalah benang impor.
Diterangkan juga bahwa NTB terdapat hampir 20 ribu penenun yang tersebar di seluruh wilayah NTB. Dan Pringgasela adalah benteng budaya tenun di Pulau Lombok sebab Pringgasela yang memulai perwarnaan alam dalam proses pembuatan tenun dan saat ini tenun Pringgasela identik dengan warna alamnya.
"Ini adalah modal yang kuat untuk membranding Pringgasela sebagai Desa Wisata Tenun," tegas Hilman.
"PR kita adalah bagaimana kita mengembalikan proses pembuatan tenun secara tradisional sebagaimana yang dilakukan oleh leluhur kita", sambungnya.
Lebih lanjut, Hilman menyampaikan harapan, "Di masa depan tenun-tenun Lombok dibuat dengan 100% bahan lokal dan diproses secara tradisional", harap mantan Anggota DPRD Provinsi NTB itu.
Di akhir penyampaian materinya, Hilman mengungkapkan, "Kita bersyukur bahwa Haji Edwin sangat peduli dengan para pegiat tenun sebab jarang sekali Dewan Perwakilan Rakyat yang memperhatikan masalah pengembangan tenun, terbukti dengan dikumpulkannya kita hari ini untuk sama-sama menyatukan persepsi mengenai langkah pengembangan tenun Lombok di masa mendatang".
Di tempat yang sama, Sareh Erwin menerangkan bahwa saat ini proses Tltenun secara tradisional hanya tinggal kenangan sebab sebagian besar bahan tenun di Lombok sudah menggunakan bahan impor dan dengan proses pembuatan yang modern.
Selaku arsitek budaya Pringgasela, Nizar juga menyampaikan harapannya, ia berharap dapat mengembangkan Galery Komunal di Pringgasela Selatan dan jika galery tersebut bisa terwujud maka itu akan menjadi satu-satunya galery tenun terbesar di Indonesia.
Sareh Erwin juga menyampaikan harapannya terkait dengan pengembangan tenun di Lombok Timur, "semoga Pemda Lombok Timur bisa mengakomodir desa-desa penyangga tenun dengan pengembangan edukasi tenun," ungkapnya.
Ia juga berharap Lombok Timur dapat menjadi pusat pembuatan Tenun dengan proses hand made.
Erwin mengajak segenap peserta untuk mengembangkan usaha tenun sesuai dengan budaya lokal kita.